Minggu, 11 November 2012

Hubungan Ilmu Ahlak Dengan Ilmu Lainnya


A.  HUBUNGAN ILMU AKHLAK DENGAN ILMU TASAWUF

Para ahli tasawuf pada umumnya membagi tasawuf kepada tiga bagian. Pertama tasawuf falsafi, kedua tawasuf akhlaki, dan ketiga tasawuf amali. Ketiga macam tasawuf ini tujuannya sama yaitu mendekatkan diri kepada allah dengan cara membersihkan diri dari perbuatan yang tercela dan menghias diri dengan perbuatan yang terpuji.
Ketiga macam tasawuf ini berbeda dalam hal pendekatan yang digunakan. Pada tasawuf falsafi pendekatan yang digunakan adalah pendekatan rasio atau akal pikiran, karena dalam tasawuf ini menggunakan bahan-bahan kajian atau pemikiran yang terdapat di kalangan para filosof. selanjutnya tasawuf akhlaki pendekatan yang digunakan adalah pendekatan akhlak yang tahapannya terdiri dari takhalli (mengosongkan diri dari akhlak yang buruk), tahalli (menghiasinya dengan akhlak yang terpuji), dan tajalli (terbukanya dinding penghalang (hijab)) yang membatasi manusia dengan tuhan, sehingga Nur Illahi tampak jelas padanya. Sedangkan pada tasawuf amali pendekatan yang digunakan adalah pendekatan amaliayah atau wirid, yang selanjutnya mengambil bentuk tarikat.

B.  HUBUNGAN ILMU AKHLAK DENGAN ILMU TAUHID

Ilmu tauhid sebagaimana dikemukakan harun nasution mengandung arti sebagai ilmu yang membahas tentang cara-cara meng-esakan tuhan, sebagaimana salah satu sifat yang terpenting diantara sifat-sifat tuhan lainnya.
Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu tauhid ini sekurang-kurangnya dapat dilihat melalui analisis sebagai berikut. Pertama, dilihat dari segi objek pembahasannya. kedua, dilihat dari segi fungsinya.
Ilmu tauhid tampil dalam memberikan landasan terhadap ilmu akhlak, dan ilmu akhlak tampil memberikan penjabaran dan pengalaman dari ilmu tauhid. Tauhid tanpa akhlak yang mulia tidak akan kokoh. Selain itu tauhid memberikan arah pada akhlak, dan akhlak memberi isi terhadap arah tersebut. Disinilah letak hubungan erat dan dekat antara tauhid dan akhlak.

C.  HUBUNGAN ILMU AKHLAK DAN ILMU JIWA

Dilihat dari segi bidang garapannya, ilmu jiwa membahas tentang gejala-gejala kejiwaan yang tampak dalam tingkah laku. Melalui ilmu jiwa dapat diketahui sifat-sifat pisikologis yang dimiliki seseorang. Jiwa yang bersih dari dosa dan maksiat serta dekat dengan tuhan.

Ilmu jiwa mengarahkan pembahasannya pada aspek batin manusia dengan cara menginterprestasikan prilakunya yang tampak. Banyak hasil pembinaan akhlak yang telah dilakukan ahli dengan mempergunankan jasa yang diberikan ilmu jiwa, seperti yang dilakukan para psikolog terhadap perbaiakan anak-anak nakal, berperilaku menyimpang dan lain sebaginya.

D.  HUBUNGAN ILMU AKHLAK DENGAN ILMU PENDIDIKAN

Ilmu pendidikan sebagai dijumpai dalam berbagai literature banyak berbicara mengenai berbagai aspek yang ada hubungannya dengan tercapainya tujuan pendidikan. Dalam ilmu ini antara lain dibahas tentang rumusan tujuan pendidikan, materi pelajaran (kurikulum), guru, metode, sarana, dan prasarana, lingkungan , bimbingan , proses belajar-mengajar dan lain sebagainya.
Semua aspek pendidikan tersebut ditujukan pada tercapainya tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan ini dalam pandangan islam banyak berhubungan dengan kualitas manusia berakhlak. Ahmad D. Marimba mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah identik dengan tujuan hidup seorang  muslim, yaitu menjadi hamba allah yang mengandung implikasi kepercayaan dan penyerahan diri kepada-Nya.sementara itu Mohd. Athiyah Al-Abrasyi mengatakan bahwa pendidikan budi pekerti adalah jiwa dari pendidikan islam, mencapai suatu akhlak yang sempurna adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan. Selanjutnya Al-Attas mengatakan bahwa tujuan pendidikan islam adalah manusia yang baik. Kemudian Abdul Fatah Jalal mengatakan bahwa tujuan umum pendidikan islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba allah.
Rumusan ini dengan jelas mengambarkan bahwa antara pendidikan islam dengan ilmu akhlak ternyata sangat berkaitan erat. Pendidikan islam merupakan sarana yang mengantarkan anak didik agar menjadi orang yang berakhlak. Pendidikan dalam pelaksanaanya memerlukan dukungan orang tua, guru disekolah, dan pimpinan serta tokoh masyarakat dilingkungan. Kesemua lingkungan ini merupakan bagian integral dari pelaksanaan pendidikan, yang berati pula tempat dilaksanakannya pendidikan akhlak.

E.   HUBUNGAN ILMU AKHLAK DENGAN ILMU FILSAFAT

Filsafat sebagimana diketahui adalah suatu upaya berfikir mendalam, radikal, sampai ke akar-akarnya, universal dan sistematik dalam rangka menemukan inti atau hakikat mengenai segala sesuatu. Dalam filsafat segala sesuatu dibahas untuk ditemukan hakikatnya.
Diantara objek pemikiran filsafat yang erat kaitannya dengan ilmu akhlak adalah tentang manusia. Para filosof muslim  seperti Ibn Sina (9980-1037M) dan Al- Ghazali (1059-1111M) memiliki pemikiran tentang manusia sebagaimana terlihat dalam pemikirannya tentang jiwa.
Pemikiran tentang manusia juga dapat pula kita jumpai pada Ibn Khaldun. Dalam melihat manusia Ibn khaldun  mendasarkan diri pada asumsi-asumsi kemanusiaan yang sebelumnya lewat pengetahuan yang ia peroleh dalam ajaran islam. Jauh sebelumitu, al-qur’an telah mengambarkan manusia dalam sosoknya yang sempurna melalui istilah basyar, insan, dan al-nas.
Selain itu filsafat juga membahas tentang tuhan, alam dan makhluk lainnya. Dari pembahasan ini akan dapat diketahui dan dirumuskan tentang cara-cara berhubungan dengan tuhan dam memperlakukan makhluk serta alam lainnya. Dengan demikian akan dapat diwujudkan akhlak yang baik terhadap tuhan , terhadap manusia, alam dan makhluk tuhan lainnya.
Dengan mengetahui berbagai ilmu yang berhubungan dengan ilmu akhlak tersebut, maka seseorang yang akan memperdalam ilmu akhlak, perlu pula melengkapi dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan yang disebutkan diatas. Selain itu uraian tersebut menunjukan dengan jelas bahwa ilmu akhlak adalah ilmu yang sangat akrab atau berdekatan dengan berbagai permasalahan lainnya yang ada disekitar kehidupan manusia.



 SUMBER: Abudin Nata, Aklhak Tasawuf, 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar